Keragaman Dalam Organisasi
Dalam
berorganisasi kita pasti bersinggungan dengan banyak orang dengan berbagai
macam sifat, karakter maupun latar belakang, atau yang selanjutnya akan kita
sebut dengan keragaman. Keragaman setiap anggota dibagi menjadi dua bentuk,
satu keragaman level permukaan (surface-level diversity), keragaman ini
dapat kita lihat melalui karakteristik demografis yang meliputi
perbedaan-perbedaan dalam hal jenis kelamin, ras, etnis, umur atau disabilitas.
Keragaman level ini tidak selalu mereflesikan cara orang berpikir dan merasa,
namun dapat memperlihatkan karakter tertentu dari seseorang. Dua, keragaman
level dalam (deep-level diversity). Keragaman level ini menunjukkan
perbedaan-perbedaan dalam nilai-nilai dan kepribadian.
Bukti
telah menunjukkan bahwa semakin orang mengenal satu sama lain, mereka semakin
kurang peduli dengan perbedaan demografis, karena mereka semakin menyadari
karakteristik-karakteristik yang lebih penting yang ada pada keragaman level
dalam. Meskipun keragaman memberikan banyak peluang bagi organisasi, manajemen
keragaman yang efektif juga berarti berupaya mengeliminasi diskriminasi yang
tidak adil. Mendiskriminasi berarti memperhatikan perbedaan antara hal satu
dengan lainnya, yang sebenarnya tidak selalu buruk, berdasarkan penilaian
terhadap kelompok demografis mereka.
Karakteristik
biografis sebagai perwakilan dari keragaman level permukaan merupakan
karakteristik pribadi yang dapat dengan mudah diperoleh dari catatan personel.
Karakteristik pribadi tersebut meliputi umur, jenis kelamin, ras, disabilitas,
lama bekerja, agama, orientasi seksual dan identitas kelamin, serta identitas
budaya. Variasi dalam karakteristik level permukaan menjadi dasar diskriminasi
terhadap para pekerja.Perilaku diskriminasi ini dapat berakibat pada
konsekuensi negatif bagi pemberi kerja seperti, menurunnya produktivitas,
absensi, penyimpangan kewargaan, konflik-konflik negatif dan meningkatnya
perputaran kerja. Selain menjadi dasar diskriminasi, variasi-variasi tersebut
juga dapat mempengaruhi hasil kerja seorang pekerja.
Kemampuan
intelektual adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas mental
–berpikir, penalaran dan memecahkan masalah. Kemampuan intelektual ini
diperlukan saat harus melaksanakan suatu pekerjaan yang kompleks dalam hal
pemrosesan informasi. Adapun kemampuan fisik, dibutuhkan saat melaksanakan
suatu pekerjaan yang menuntut stamina, ketangkasan dan kekuatan.
Dalam
melaksanakn program manajemen keragaman dibutuhkan strategi agar manajemen
keragaman berjalan dengan efektif. Seperti, memberikan pelatihan bagi para
pekerja mengenai keragaman, kemudian mengkomunikasikan kebijakan terkait
keragaman kepada para pekerjan sehingga mereka dapat memahami bagaimana dan
mengapa praktik-praktik tertentu diikuti.
Sumber : Perilaku Organisasi oleh Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge
Comments
Post a Comment