Kepribadian dan Nilai


Setiap orang pasti memiliki kepribadian masing-masing yang berbeda, yang kadang kepribadian tersebut menjadi ciri khas dari pemilik kepribadian. Selain kepribadian, dalam diri seseorang juga terdapat nilai-nilai yang diyakininya. Kedua hal tersebut sangat memengaruhi terbentuknya perilaku seseorang. Seorang manajer tentunya harus mengetahui kedua hal tersebut saat hendak merekrut karyawan, agar kedepannya manajer tidak kerepotan dengan masalah yang ditimbulkan oleh seseorang yang memiliki kepribadin dan nilai yang tidak sesuai dengan pekerjaan dan tempatnya bekerja.
Menurut Gordon Allport, kepribadian (personality) adalah banyaknya seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan caranya sendiri. Adanya kepribadian dalam diri seseorang dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu hereditas atau lingkungan. Hereditas (keturunan) merupakan salah satu faktor adanya kepribadian yang berdasarkan faktor biologis, fisik dan psikologis dari orang tua kandung. Seperti figur fisik, figur wajah, temperamen, komposisi otot dan lain-lain, hal ini berasal dari struktur molekul gen yang terletak dalam kromosom. Sedangkan faktor lingkungan yang memengaruhi kepribadian seseorang dapat datang dari teman sepergaulannya, guru dan lain sebagainya. Namun, dalm hal ini hereditas merupakn faktor terkuat pembentukan kepribadian.
Oleh karena kepribadian sangat penting bagi seorang manajer dalam menentukan pegawainya, maka diperlukan uji kepribadian dalam keputusan perekrutan. Hal tersebut dapat membantu manajer memprediksi siapa yang terbaik untuk sebuah pekerjaan. Dalam mengidentifikasi dan mengklasifikasikan kepribadian seseorang melalui uji kepribadian, dapat dilakukan dengan empat metode. Pertama, indikator tipe Myers-Briggs (MBTI) merupakan metode penilaian kepribadian yang paling umum digunakan, cara penilaiannya adalah dengan memberikan 100 pertanyaan kepada para responden tentang apa yang biasanya mereka rasakan atau lakukan dalam berbagai situasi, kemudian jawaban dari para responden akan dikelompokkan menjadi empat karakteristik yaitu, ekstrover-introver, perasa-intuitif, memikirkan-merasakan, menilai-menerima.
Kedua, model kepribadian lima besar yaitu suatu penilaian kepribadian yang hasil tesnya mencakup lima dimensi dasar yang mendasari hampir semua kepribadian manusia. Metode ini terbukti dapat memprediksi dengan baik bagaimana orang berperilaku dalam berbaga situasi di kehidupan nyata. Adapun lima dimensi tersebut adalah ekstraversi, keramahan, kehati-hatian, stabilitas emosional dan keterbukaan pada pengalaman. Ketiga, dark triad merupakan sebuah penilaian kepribadian yang bertujuan mengetahui sisi negatif dari kepribadian seseorang. Seperti namanya –dark triad- ada tiga fitur yang tidak diinginkan dalam sebuah organisasi, yaitu Machiavellianisme adalah sikap percaya bahwa hasil dapat membenarkan cara, narsisme dan psikopat. Psikopat dalam hal ini bukan merujuk pada kegilaan, melainkan kecenderungan sedikitnya kepedulian terhadap orang lain dan kurannya ras bersalah setelah melakukan kesalahan. 
Keempat, pendekatan-penghindaran merupakan penilaian kepribadian berdasarkan reaksi seseorang atas rangsangan (motivasi) yang didapatnya. Motivasi pendekatan adalah respons kita terhadap rangsangan positif sedangkan motivasi penghindaran adalah respons kita pada rangsangan negatif. Memang, keempat metode terbukti dapat mengidentifikasi kepribadian seseorang, tetapi metode-metode tersebut tidak dapat mengidentifikasi secara lebih spesifik beberapa kepribadian seseorang, karena kepribadian-kepribadian tersebut tidak dapat dilihat dari hasil tes kepribadian melainkan dapat dilihat dalam kenyataan, padahal kepribadian-kepribadian tersebut merupakan kepribadian yang sangat dibutuhkan dalam organisasi. Mereka adalah, evaluasi inti diri, pengawasan diri dan kepribadian proaktif.   

Sumber : Perilaku Organisasi oleh Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge

Comments

Popular posts from this blog

Makalah Ta'limul Muta'allim " Memilih Ilmu, Guru dan Ketabahan dalam Menuntut ilmu "

Budaya Organisasi

Keragaman Dalam Organisasi